Kecurangan
pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting) dapat didefinisikan
suatu perilaku yang disengaja, baik dengan tindakan atau
penghapusan, yang menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan (bias). Fraudulent
financial reporting merupakan problem yang dapat terjadi di perusahaan mana
saja dan kapan saja. Fraudulent financial reporting yang terjadi pada
suatu perusahaan memerlukan perhatian khusus dari akuntan publik (auditor
independen). Menurut Ferdian & Na’im (2006), kecurangan dalam laporan
keuangan dapat menyangkut tindakan yang disajikan berikut ini :
·
Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau
dokumen pendukungnya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan.
·
Representasi yang dalam atau penghilangan dari laporan keuangan,
peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan.
·
Salah penerapan secara
senngaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi,
cara penyajian atau pengungkapan.
Fraudulent
financial reporting juga dapat disebabkan adanya kolusi antara manajemen perusahaan
dengan akuntan publik. Salah satu upaya untuk mencegah timbulnya kolusi
tersebut, yaitu perlunya perputaran (rotasi) akuntan publik dalam melakukan general
audit suatu perusahaan.
Kecurangan Akuntansi Dalam Pelaporan Keuangan
Salah Saji Material (Material misstatement)
Kesalahan pencatatan akuntansi dapat menyebabkan salah saji material pada pelaporan keuangan. Salah saji material pada pelaporan keuangan mengacu pada pengertian bahwa keputusan pengguna laporan keuangan akan terpengaruh/terkecoh oleh ketidakakuratan informasi yang terjadi karena salah saji tersebut. Secara umum salah saji material dapat dikategorikan menjadi 2: kualitatif dan kuantitatif. Contoh salah saji yang kategori pertama adalah kesalahan pengelompokan rekening di pelaporan keuangan. Semisal pinjaman dari bank yang berumur kurang dari 1 tahun (current) dilaporkan di rekening pinjaman jangka panjang (non-current). Efek dari kesalahan ini bisa berakibat pada tidak akuratnya perhitungan rasio lancar (current ratio) dan perbandingan hutang pada modal (debt to equity ratio). Contoh salah saji kategori kedua adalah kesalahan pencatatan piutang dari pelanggan. Semisal, angka yang seharusnya $1.56 juta tercatat menjadi $1.65 juta akibat kesalahan analisis data. Hal ini menyebabkan aktiva perusahaan menjadi lebih besar dari seharusnya.
Kesalahan pencatatan akuntansi dapat menyebabkan salah saji material pada pelaporan keuangan. Salah saji material pada pelaporan keuangan mengacu pada pengertian bahwa keputusan pengguna laporan keuangan akan terpengaruh/terkecoh oleh ketidakakuratan informasi yang terjadi karena salah saji tersebut. Secara umum salah saji material dapat dikategorikan menjadi 2: kualitatif dan kuantitatif. Contoh salah saji yang kategori pertama adalah kesalahan pengelompokan rekening di pelaporan keuangan. Semisal pinjaman dari bank yang berumur kurang dari 1 tahun (current) dilaporkan di rekening pinjaman jangka panjang (non-current). Efek dari kesalahan ini bisa berakibat pada tidak akuratnya perhitungan rasio lancar (current ratio) dan perbandingan hutang pada modal (debt to equity ratio). Contoh salah saji kategori kedua adalah kesalahan pencatatan piutang dari pelanggan. Semisal, angka yang seharusnya $1.56 juta tercatat menjadi $1.65 juta akibat kesalahan analisis data. Hal ini menyebabkan aktiva perusahaan menjadi lebih besar dari seharusnya.
Kesalahan Akuntansi
Kesalahan pencatatan akuntansi juga bisa dikategorikan menjadi 2: kelalaian dan kecurangan. Kelalaian (error) mengacu pada kesalahan akuntansi yang dilakukan secara tidak sengaja diakibatkan oleh salah perhitungan, salah pengukuran, salah estimasi serta salah interpretasi standar akuntansi. Kategori kedua, kecurangan (fraud) mengacu kepada kesalahan akuntansi yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan meyesatkan pembaca/pengguna laporan keuangan. Tindakan ini dilakukan dengan motivasi negatif guna mengambil keuntungan sebagian pihak. Singkatnya, kedua kategori kesalahan akuntansi di atas dibedakan oleh motif tujuannya, apakah sengaja (unintentional) atau sengaja (intentional).
Kesalahan pencatatan akuntansi juga bisa dikategorikan menjadi 2: kelalaian dan kecurangan. Kelalaian (error) mengacu pada kesalahan akuntansi yang dilakukan secara tidak sengaja diakibatkan oleh salah perhitungan, salah pengukuran, salah estimasi serta salah interpretasi standar akuntansi. Kategori kedua, kecurangan (fraud) mengacu kepada kesalahan akuntansi yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan meyesatkan pembaca/pengguna laporan keuangan. Tindakan ini dilakukan dengan motivasi negatif guna mengambil keuntungan sebagian pihak. Singkatnya, kedua kategori kesalahan akuntansi di atas dibedakan oleh motif tujuannya, apakah sengaja (unintentional) atau sengaja (intentional).
Kecurangan Akuntansi
Karena kelalaian akuntansi sifatnya tidak disengaja dan standard akuntansi pun memberikan “ruang” untuk memperbaikinya, maka tipe kesalahan ini tidaklah terlalu patut untuk dirisaukan. Yang menjadi masalah saat ini adalah kesalahan akuntansi yang disengaja (fraud) yang selanjutnya akan kita sebut sebagai kesalahan akuntansi. Berdasarkan tipe transaksinya, kecurangan akuntansi dapat dibagi menjadi: menjual lebih banyak (selling more), pembebanan lebih sedikit (costing less), memiliki lebih banyak (owning more), memiliki lebih sedikit (owning less), menyajikan lebih baik (presenting it better) dan tipe lain kecurangan akuntansi (others).
Karena kelalaian akuntansi sifatnya tidak disengaja dan standard akuntansi pun memberikan “ruang” untuk memperbaikinya, maka tipe kesalahan ini tidaklah terlalu patut untuk dirisaukan. Yang menjadi masalah saat ini adalah kesalahan akuntansi yang disengaja (fraud) yang selanjutnya akan kita sebut sebagai kesalahan akuntansi. Berdasarkan tipe transaksinya, kecurangan akuntansi dapat dibagi menjadi: menjual lebih banyak (selling more), pembebanan lebih sedikit (costing less), memiliki lebih banyak (owning more), memiliki lebih sedikit (owning less), menyajikan lebih baik (presenting it better) dan tipe lain kecurangan akuntansi (others).
Menurut Wilopo, upaya menghilangkan perilaku tidak etis manajemen
dan kecenderungan kecurangan akuntansi, antara lain :
Ø Mengefektifkan pengendalian internal, termasuk penegakan hukum.
Ø Perbaikan sistem pengawasan dan pengendalian.
Ø Pelaksanaan good governance.
Ø Memperbaiki moral dari pengelola perusahaan, yang diwujudkan dengan mengembangkan sikap komitmen terhadap perusahaan, negara dan masyarakat.
Ø Mengefektifkan pengendalian internal, termasuk penegakan hukum.
Ø Perbaikan sistem pengawasan dan pengendalian.
Ø Pelaksanaan good governance.
Ø Memperbaiki moral dari pengelola perusahaan, yang diwujudkan dengan mengembangkan sikap komitmen terhadap perusahaan, negara dan masyarakat.
Sumber
Referensi :
- http://nurcahyono20.blogspot.com/2011/01/kecurangan-dalam-audit.html
- http://gatosoideas.blogspot.com/2007/10/kecurangan-akuntansi-dalam-pelaporan.html
Big 8 hingga saat ini Big 4 Kantor akuntan publik serta Profil big 4
0 komentar Diposting oleh Yogi di 01.44
he Big 4 atau kadang
ditulis The Big Four merupakan empat kantor akuntan
berskala internasional yang terbesar saat ini, yang menangani sebagian besar
audit bagi perusahaan, baik terbuka (public) maupun tertutup (private). Kantor
akuntan yang menjadi The Big Four firms adalah sebagai berikut:
Firm
|
Revenues
|
People
|
Fiscal
Year
|
Deloitte Touche
Tohmatsu
|
$27.4bn
|
165,000
|
2008
|
PricewaterhouseCoopers
|
$25.2bn
|
146,700
|
2007
|
Ernst & Young
|
$21.1bn
|
130,000
|
2007
|
KPMG
|
$19.8bn
|
123,000
|
2007
|
Sebelumnya, kelompok
kantor akuntan terbesar ini disebut sebagai “Big Eight” sebelum adanya
serangkaian merger dan liquidasi Arthur Andersen yang
terlibat skandal Enron pada tahun 2001.
Big 8 (sampai dengan tahun 1989)
Kantor-kantor
akuntan yang disebut sebagai the Big 8
menggambarkan dominasi delapan kantor akuntan terbesar pada abad ke-20, yaitu:
1.
Arthur Andersen
2.
Arthur Young & Company
3.
Coopers & Lybrand
4.
Ernst & Whinney (sampai dengan 1979 Ernst & Ernst bermarkas di US dan
Whinney Murray di UK)
5.
Deloitte Haskins & Sells (sampai dengan 1978 Haskins & Sells bermarkas
di US dan Deloitte Plender Griffiths di UK)
6.
Peat Marwick Mitchell (yang kemudian berubah menjadi Peat Marwick)
7.
Price Waterhouse
8.
Touche Ross
Sebagian besar
the Big 8 merupakan aliansi antara firma yang berasal dari British dan US pada
abad ke-19 atau awal abad ke-20. Price Waterhouse merupakan UK firm yang
kemudian membuka cabang di US pada 1890 dan kemudian terpisah dan berdiri
sendiri. Firma Peat Marwick Mitchell merupakan gabungan firma US dan UK dan
menggunakan nama yang sama pada tahun 1925. Firma lainnya menggunakan nama yang
berbeda untuk domestic business (tidak menggunakan nama bersama/common names),
antara lain Touche Ross tahun 1960, Arthur Young (at first Arthur Young,
McLelland Moores) tahun 1968, Coopers & Lybrand tahun 1973, Deloitte
Haskins & Sells tahun 1978 dan Ernst & Whinney tahun 1979.
Big 6 (1989-1998)
Kompetisi
diantara kantor akuntan semakin intensif dan the Big 8 menjadi the Big 6 pada
Juni 1989 ketika Ernst & Whinney merger dengan Arthur Young mejadi Ernst
& Young serta Deloitte, Haskins & Sells merger dengan Touche Ross
menjadi Deloitte
& Touche pada Agustus 1989.
Selengkapnya the Big
Six mencakup:
3.
Ernst & Young (Ernst & Whinney and
Arthur Young & Company merged in 1989)
4.
Deloitte & Touche (Deloitte Haskins & Sells and Touche Ross mergen in 1989)
Big 5 (1998-2002)
The Big 6 menjadi the Big 5 pada
Juli 1998 ketika Price Waterhouse merger dengan Coopers & Lybrand menjadi
PricewaterhouseCoopers.
Selengkapnya the Big 5 adalah:
3.
Deloitte & Touche
4.
Peat Marwick Mitchell
5.
PricewaterhouseCoopers (Price
Waterhouse and Coopers
& Lybrand merged in 1998)
Big 4 (2002-sekarang)
Kasus kolapsnya
Enron telah menyeret Arthur Andersen, yang mengadit laporan keunagan Enron, ke
dalam serangkaian penyelidikan oleh otoritas bursa US. Hasil penyelidikan
menyimpulkan Arthur Andersen terlibat dalam skandal tersebut. Kantor akuntan Arthur Andersen didakwa
melawan hukum karena menghancurkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
pengauditan Enron, dan menutup-nutupi kerugian jutaan dolar. Hasil keputusan
hukum secara efektif menyebabkan kebangkrutan global dari bisnis Arthur
Andersen. Kantor akuntan di seluruh dunia yang berada di bawah bendera Arthur
Andersen seluruhnya dijual dan kebanyakan menjadi anggota kantor akuntan
internasional lainnya. Di UK, para partner Arthur Andersen setempat kebanyakan
bergabung dengan Ernst & Young dan Deloitte Touche Tohmatsu. Di Indonesia,
para partner Arthur Andersen pada akhirnya bergabung dengan Ernst & Young.
1. PricewaterhouseCoopers
PricewaterhouseCoopers (PwC) adalah kantor jasa professional terbesar di dunia saat ini.
Kantor ini dibentuk pada tahun 1998 dari penggabungan usaha antara Price
Waterhouse dan Coopers &
Lybrand. PwC adalah yang terbesar di antara the Big Four auditors, yang lainnya Penghasilan gabungan PricewaterhouseCoopers di seluruh dunia
mencapai 20.3 miliar dolar Amerika Serikat untuk tahun fiskal 2005, dan mempekerjakan lebih dari
130.000 profesional di 148 negara.Kantor ini dibentuk dengan adanya
penggabungan usaha dari dua kantor besar yaitu Price Waterhouse dan Coopers
& Lybrand. Kedua kantor ini memiliki sejarah panjang sejak abad ke-19.
PricewaterhouseCoopers memberikan bidang jasa di banyak negara di
antaranya:
- Audit dan Atestasi,
- Perpajakan, (perencanaan dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan)
- Konsultansi, termasuk pemantapan kinerja, transaksi dan penggabungan usaha serta akuisisi, dan manajemen krisis dalam berbagai area spesialisasi seperti jasa konsultansi akuntansi dan aktuarialPada Maret 2005, klien audit PricewaterhouseCoopers termasuk empat dari sepuluh perusahaan publik terbesar di Amerika Serikat (ExxonMobil, Ford Motor Company, ChevronTexaco dan IBM). PwC juga mengaudit empat dari sepuluh perusahaan terbesar di Britania Raya (GlaxoSmithKline, Royal Dutch Shell, Barclays dan Lloyds TSB).
Klien besar PwC lain di antaranya American International Group, Freddie Mac, Bank of America, JP Morgan Chase, Tesco, Unilever, dan Academy of Motion Picture Arts and Sciences, yang melakukan tabulasi
pemungutan suara untuk Academy Awards.
2. Deloitte Touche Tohmatsu
Deloitte Touche Tohmatsu (juga terkenal dengan merek Deloitte) adalah urutan kedua terbesar
di dunia dalam bidang jasa profesional setelah PricewaterhouseCoopers dan merupakan anggota dari the Big Four auditors, sebuah kelompok kantor akuntan
internasional terbesar di dunia. Dalam tahun 2004, dengan 16,4 miliar dolar
Amerika Serikat, mereka merupakan yang terbesar di antara the Big Four
auditors dalam hal penghasilan. Sebagai tambahan dari jasa akuntansi, Deloitte
adalah satu dari kantor penasehat bisnis yang terbesar di dunia yang menawarkan
jasa manajemen strategik dan operasional pada
perusahaan-perusahaan dalam Fortune 500.
Deloitte Touche Tohmatsu
berbentuk hukum Swiss Verein, suatu organisasi keanggotaan berdasarkan
Undang-undang Sipil Swiss (Swiss Civil Code) dimana setiap anggotanya
merupakan badan hukum tersendiri dan independen. Kantor pusat globalnya
berkedudukan di Manhattan, New York.Menurut website-nya, sampai tahun 2004,
Deloitte mempekerjakan 115.000 profesional pada hampir 150 negara, menawarkan
jasa audit, perpajakan, konsultansi dan penasehat keuangan kepada lebih dari
separuh jumlah perusahaan terbesar di dunia.
Deloitte di Indonesia di wakili
oleh Osman Bing Satrio dan Rekan, juga didukung oleh PT. Deloitte Konsultan
Indonesia dan Deloitte Tax Service.
3. Ernst & Young
Ernst
& Young (EY atau E&Y) adalah perusahaan jasa profesional yang merupakan salah
satu dari the Big Four auditors, bersama dengan PricewaterhouseCoopers (PwC), Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte), dan KPMG.Ernst & Young merupakan
perusahaan global yang terdiri dari sejumlah perusahaan anggota. EY Global
bermarkas di London, EY AS di New York, dan EY Indonesia di Jakarta.
Di Indonesia, EY berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (PSS). Klien utama Ernst &
Young antara lain Pertamina, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Krakatau Steel & Group, Coca Cola Bottling Indonesia & Indosat
Setiap negara anggota EY dikelola sebagai bagian dari salah satu dari lima
wilayah:
- Eropa, Timur Tengah, India & Afrika (EMEIA)
- Amerika
- Timur Jauh
- Oseania
- Jepang
Setiap wilayah memiliki sebuah tim manajemen tunggal, dipimpin oleh seorang
Area Managing Partner yang duduk dalam Dewan Eksekutif Global (Global
Executive Board). Seluruh wilayah mengintegrasikan model bisnis mereka.
EY memiliki empat lini jasa utama:
- Assurance, yaitu audit keuangan (assurance pokok) yang menyumbangkan 54% dari total pendapatan pada 2007.
- Tax, meliputi Business Tax Compliance, Human Capital, Indirect Tax, International Tax Services, Tax Accounting & Risk Advisory Services, dan Transaction Tax, dengan kontribusi pendapatan pada 2007 sebesar 22%.
- Transactions meliputi due diligence komersial, keuangan, real estat, dan pajak, merger & akuisisi, penilaian & pemodelan bisnis, restrukturisasi korporasi, dan jasa integrasi. Dikenal sebagai Transaction Advisory Services (TAS).
- Advisory, meliputi Technology and Security Risk Services (TSRS), Fraud Investigation and Dispute Services (FIDS), dan Business Risk Services (BRS). Sebelumnya lini jasa ini disatukan dengan Assurance dalam Assurance and Advisory Business Services (AABS). Lini jasa ini menyumbangkan 12% pendapatan pada 2007.
Bisnis jasa konsultasi EY berkembang sangat pesat
selama tahun 1980-an dan 1990-an. Oleh karenanya U.S. Securities and
Exchange Commission (Bapepam Amerika Serikat) dan anggota komunitas
investasi sangat mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan
antara jasa konsultasi dan audit. Namun demikian, EY adalah yang pertama dari the
Big Four auditors yang kemudian secara resmi melakukan pemisahan secara
penuh atas kegiatan bisnis sistem integrasi dan praktik auditnya.
Ernst & Young adalah auditor dari banyak
perusahaan utama di Fortune 1000 seperti AOL Time Warner, Wal-Mart, Amazon.com, 3M, Oracle, McDonald’s, Google, Intel, Hewlett-Packard, Coca-Cola, dan Verizon.
4. KPMG
KPMG adalah salah satu perusahaan jasa profesional terbesar di dunia. KPMG
mempekerjakan 104.000 orang dalam partnership global menyebar di 144 negara.
Pendapatan komposit dari anggota KPMG pada 2005
adalah US$15,7 miliar. KPMG memiliki tiga jalur layanan: audit, pajak, dan penasehat. KPMG adalah salah satu
anggota the Big Four auditors, bersama dengan PricewaterhouseCoopers, Ernst & Young dan Deloitte.
Setiap perusahaan nasional KPMG
adalah sebuah badan legal independen dan merupakan anggota dari KPMG
internasional, perusahaan Swiss Verein yang
bermarkas besar di Belanda. KPMG International dipimpin
oleh Michael D.V. Rake, Ketua, Mitra Senior KPMG di Britania Raya; Michael P.
Wareing, CEO, Mitra KPMG di Britania Raya; John B. Harrison, Ketua-Wilayah Asia
Pasifik, Mitra KPMG di RRT dan Hong Kong; Timothy P. Flynn, Ketua-Wilayah
Amerika, Ketua KPMG di Amerika Serikat; Ben van der Veer, Ketua-Wilayah Eropa,
Timur Tengah dan Afrika, Ketua KPMG di Belanda.
KPMG Indonesia memiliki partner lokal yaitu KAP Siddharta & Widjaja yang dipimpin oleh Tohana Widjaja.
Sumber :
·
http://natawidnyana.wordpress.com/2008/10/07/sejarah-big-four-auditors/
Langganan:
Postingan (Atom)